BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 09 April 2011

Awal sebuah cerita tentang hijab pertama


Aku masi ingat pertama kalinya kuputuskan untuk berhijab dan menutup auratku pada bulan oktober 2009. Mungkin ini terlambat, karna perintah menutup aurat itu bukan terserah mau kita, tapi itu adalah sebuah kewajiban yang tertulis jelas di Al-Qur’an. Seharusnya aku mengenakannya dari dulu. Namun tetap kusyukuri, karna aku masih diberi kesempatan untuk menjalankan perintahNya. Aku tau aku belum sempurna dalam menjalaninya, namun aku tak pernah putus asa untuk menjadi lebih baik lagi. Setidaknya Allah telah menunjukkan padaku sebuah jawaban dari pertanyaan di seumur hidupku. Pertanyaan : “Mengapa Allah begitu banyak memberikan aturan kepada wanita dan bahkan terkesan lebih ribet daripada pria?”. Akhirnya aku bisa menerima jawaban itu dan menanamkannya mulai saat itu dan sampai akhir hidupku. Justru betapa Allah sangat memuliakan wanita, memberikan banyak anugerah dan kepercayaan terhadap wanita, mempercayakan segala kelebihan kepada wanita. Dan untuk itu Allah tidak ingin wanita sampai disakiti, dilecehkan, dan dianggap tidak berharga, maka itu Allah menurunkan perintah untuk menutup auratNya tak lebih untuk melindunginya. Bukan sebuah kebanggaan dapat memamerkan apa yang dia punya yang akhirnya menimbulkan rasa riya’ apalagi kepada yang bukan muhrimnya.

Aku tak pernah punya rencana untuk memulainya, aku tak pernah ragu akan keresahan-keresahan yang diungkapkan banyak orang, aku juga tak pernah berhenti dan mengurungkan niatku waktu itu bahkan orang tuaku sekali pun. Maka aku tak pernah punya rencana untuk menyudahinya, sampai kapan pun. Banyak yang ternganga melihatku pertama kali berhijab. Banyak yang merasa tak percaya aku mampu melakukannya dan beranggapan itu hanya sementara. Aku terima semua itu karena mungkin mereka kaget dengan perubahan drastisku waktu itu. Aku yang dulu selalu berpakaian ketat, fashionable, rambut panjang bercat mahogany, tiba-tiba menutup semua itu. Demi Allah tak ada pernah sedikit pun niatku untuk pamer apalagi ke lawan jenis. Aku hanya cinta fashion, cinta terhadap seni dan estetika. Tapi ternyata aku tak mungkin bisa mengatur orang untuk berpendapat sama denganku. Bukan salah mereka juga kalo menilaiku negatif dulu. Alhamdulillah aku tak pernah peduli cibiran orang, karena aku tak peduli tuduhan.

Aku ingat sekali cobaan yang terjadi waktu pertama kali berhijab. Mungkin itu titik terendah yang pernah aku rasakan seumur hidupku. Aku mencoba bangkit dengan menjalin kedekatan dengan seorang cowok, setelah disakiti dengan mantan pacar yang kebetulan sahabat ku sendiri. Aku berusaha menjadi apa yang dia inginkan, mencoba tidak membantah sedikit pun perintahnya, hanya karna aku benar-benar menyayanginya...”ini bukan aku banget”. Aku yang tak pernah mau diatur oleh siapa pun, tiba-tiba berubah menjadi penurut, menjauh dari teman-temanku sendiri, aku merasa bukan diriku. Namun ternyata dia meninggalkanku dengan alasan yang dibuat-buat bahkan menuduhku selingkuh. Kemudian semua hidupku berantakan. Kerja praktekku berantakan, perbaikan mata kuliahku pun berantakan, aku kehilangan teman-teman deketku. Semua itu membuatku menghindar dari kehidupanku. Mengurung diri di kamar kos selama 2 hari 2 malam hanya berteman sebotol air putih dan tissue..tanpa makan tanpa tidur. Setelah itu aku menghilang tanpa kabar pergi ke luar kota bersama temenku yang kebetulan gak tau masalahku. Yang aku tau aku cuma butuh cowok itu bukan siapa pun. Aku kacau, aku kurus, aku berantakan, dan yang pasti aku bodoh. Aku justru mengabaikan teman-teman yang justru peduli, mengkhawatirkanku dan mencariku, dan aku hanya berpikir cowok itu akan kembali padaku. BODOH!!.

Alhamdulillah aku tak melepas hijabku seburuk apa pun cobaan itu. Justru itu yang menyelamatkanku. Tak kan ada lagi yang akan menilaiku hanya dari luar dan ketertarikan fisik saja. Sekarang aku justru berada di lingkungan layaknya saudara-saudaraku sendiri. Bukan orang-orang bertopeng yang hanya melihatku dari luar. Aku tak pernah khawatir jauh jodoh, jauh rejeki. Kata siapa hijab menghalangi wanita berkarya. Justru itu tantangan kita, bahwa kita bisa lebih baik. Kalau ada yang meremehkan, nah silahkan saja anda membantah perintah Al-Qur’an yang jelas-jelas tertera. Bukan kah hal bodoh melantangkan anda Islam namun anda sendiri tak mengerti apa itu agama anda...

So para ukhti....btapa bersyukurnya aku masih diselamatkan..dibukakan pandangan bahwa Allah tidak pernah tidur^_^

2 komentar:

西雅图陈彤 mengatakan...

Greetings from USA! Your blog is really cool.
Are you living in Indonesia?
You are welcomed to visit me at:
http://blog.sina.com.cn/usstamps
Thanks!

nee_ya mengatakan...

thanks..
but do you really understand about my writing?